Upacara Peringatan Kemerdekaan ke 76 RI

fredy 21 Agustus 2021 20:14:38 WIB

Selasa 17 Agustus 2021, Pemerintah Kalurahan Logandeng melaksanakan Upacara Bendera peringatan ke 76 Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.

Bertindak selaku Inspektur Upacara Lurah Suhardi, S.I.P, Komandan Pasukan Wijoyono, dan petugas upacara diambil dari unsur Pamong, Bamuskal, PKK. 

Upacara ini diselenggarakan di halaman balai Kalurahan Logandeng, terkait dengan masa PPKM jumlah petugas upacara dan peserta tidak melebihi 50 personel.

Peserta upacara yang hadir berasal dari unsur Pamong, Bamuskal, LPMP, PKK, Relawan, Karang Taruna, RT, Linmas

berikut pidato amanat 


Assalammualaikum wr. wb.


Salam Sehat-Sejahtera untuk kita semua,
Warga Yogyakarta yang patriotik,

Merdeka!!


HARI ini, 17 Agustus 2021, tepatnya jam 10.00 pagi 76 tahun yang lalu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.

Oleh sebab itu, jika hari ini kita memperingatinya. hendaklah kita bersyukur atas berkah-rahmat kemerdekaan yang telah dilimpahkan oleh-Nya kepada bangsa Indonesia.

Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-76 dengan tema: Indonesia-Tanguh, Indonesia-Tumbuh" ini, meski beda ruang dan waktu, rasanya ada kesamaan situasi, sama-sama di saat chaos, yang serba kacau.

Saat Proklamasi 1945, kita masih di bawah kekuasaan Dai Nippon, dan bayang-bayang kembalinya kolonialis Belanda. Situasi kekacauan yang sama, kini juga sangat terasakan kehadirannya.

Meski beda wujudnya. Kita berada dalam "cengkeraman" covid-19 yang telah menyebar menjadi pandemi global.

Setiap chaos hendaknya jangan dipandang sebagai negative chaos. Melainkan sebuah positive chaos yang membuka peluang kemajuan.

Dulu, meski dalam ancaman Kenpeitai, Gestaponya balatentara Jepang, dari bangsa terjajah menjadi merdeka dan berdaulat.

Pemahaman chaos negatif karena by design dengan fondasi struktural dan sosio-kultural yang rapuh. Keanekaragaman dipaksakan menjadi keseragaman, dinamisitas ke stabilitas, heterogenitas ke homogenitas.

Yang ditumbuhkan berbagai bentuk ketakutan": ketakutan berbeda dan ketakutan akan ketidakberaturan.

Karena mewarisi sifat ambtenaar Belanda sebagai sekadar administrator, maka aparat birokrasi pun ketakutan melanggar aturan, meski rakyat butuh uluran tangan dan campur tangan Pemerintah secara cepat. Maka, harus kreatif berupaya mencari solusi yang akuntabel.

Padahal, bukankah keamananan dan keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi? Mestinya dunia harus dilihat sebagai tumbuhan-rambat yang tumbuh menjalar secara chaotic.

Sebagai model pertumbuhan, rhizoma memiliki prinsip dasar konektivitas. Rumput tiada henti menghubungkan dirinya dengan akar rumput lain dengan pola tidak beraturan.

Sebagai tumbuhan yang menjalar di dalam tanah, rhizoma menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.

Tanaman dengan sistem rhizoma membiak secara vegetatif alami, terjadi dengan sendirinya menggunakan bagian dari tumbuhan itu sendiri.

Maka, jika covid dipandang layaknya rhizoma, ia berpotensi menumbuhkan rimpang dan tunas yang memunculkan daun. Dengan metafora rhizoma ini, pandemi pun bisa ditempatkan sebagai positive chaos yang menyemai banyak peluang pertumbuhan.

Artinya, terhadap penyebaran vius itu kita harus bekerja di rumah, maka muncullah kreativitas. Kita dipaksa untuk sering mencuci tangan dan memakai masker, dampaknya kita terbiasa dengan budaya bersih.

Dampak kelanjutannya, setiap komunitas akan bersikap lebih peduli lingkungan. Maka, kerusakan alam pun bisa terkurangi secara sigmifikan.

Warga Yogyakarta yang patriotik, HARI ini, bertepatan dengan pemberlakuan kebijakan PPKM yang baru, Saya berharap, dengan langkah-langkah pengetatan yang selama ini telah dilakukan bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, DIY sebagai kesatuan aglomerasi dapat menunjukkan tren yang terus membaik.

Dalam kaitan itu, saya sudah mengingatkan, bahwa pepatah "mangan ora mangan waton kumpul" yang dulu lekat sebagai ikatan kekerabatan kita, kini tidak tepat lagi untuk dijadikan anutan keluarga.

Karena itu, bagi yang terpapar harus berbesar hati dan rela dipindahkan ke shelter atau isolasi terpadu secara berjenjang. Jika penularan di tingkat Keluarga dan RT bisa dihentikan, in-shaa Allah secara bertahap kondisi kita akan terus membaik, hingga bisa hidup normal kembali dengan cara baru.

Saya mengajak seluruh warga untuk menumbuhkan optimisme dan saling percaya antarkita untuk melawan covid yang tak bisa diramalkan sampai kapan berakhirnya.

Konsekuensinya, kita harus siap hidup harmoni dengannya. Dengan penemuan vaksin, bahkan mungkin nanti obat anti covid, akan bisa memberi jaminan kesehatan dan rasa aman.

Kita juga harus percaya, bahwa di balik kesulitan selalu ada kemudahan.

Dengan pandangan seperti itu, marilah kita eratkan persatuan dan kesatuan bangsa, untuk membangun generasi tangguh pantang menyerah yang menjadi lahan penyemai bertumbuhnya generasi yang kemudian.

Akhir kata, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, menunjukkan jalan lurus-Nya, agar segera bisa keluar dari jeratan covid-19 dengan semangat "Indonesia Tangguh, Indonesia- tumbuh".

Dirgahayulah Indonesiaku.


Selamat dan Sehat menuju Indonesia-Maju dan Kuat!

Sekian, terima kasih.
Wassalammualaikum wr. wb


Yogyakarta, 17 Agustus 2021
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

 

HAMENGKU BUWONO X

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung