LEGENDA 'SAMBI GONG'

Administrator 26 Oktober 2016 11:16:19 WIB

Di Kisahkan dalam Babad Alas LO, bahwa pesta merayakan kemenangan kedua pademangan menumpas pemberontak itu diadakan di Hutan Lo. Hutan yang secara ghaib di kuasai oleh makluk halus bernama Nyai Roro Kuning dengan pembantu setianya Nyi Mas Rumpeni. Pesta yang dilaksanakan selama 7 hari 7 malam itu ternyata cukup mengusik ketenangan penghuni alam ghaib di Alas Lo. Mangun Wirana yang kala itu sedang melakukan sumpahnya untuk memimpin Pademangan baru itu, secara ghaib ditemui oleh kedua makluk halus ini. Nyai Roro Kuning berkata “Mangun Wirana, keberhasilan Mangun Kartika dan Wongso Wirana itu tak lepas dari bantuan anak buahku. Namun pesta perayaan kalian ini telah melebihi batas wajar. Dan sangat mengganggu kami. Kami tidak akan membiarkan kepemimpinanmu di pademangan baru ini berjalan lancar. Kami akan selalu menghalangimu dengan membuat malapetaka” Namun dengan gagah dan berani serta berwatak ksatria Mangun Wirana menjawab “Kita berbeda alam, namun jika rakyatku ini telah mengganggu kalian, saya atasnama mereka meminta maaf kepadamu. Dan pesta ini akan segera dihentikan. Kiranya syarat apa yang harus kami penuhi agar kami bisa hidup damai jauh dari malapetaka yang kau maksud” Lalu Nyai roro Kuning dan Nyi Mas Rumpeni pun mengajukan syarat, bahwa Mangun Wirana harus menyerahkan seperangkat gamelan yang digunakan dalam pesta itu. Atas persetujuan rakyat Mangun Wirana pun menyanggupi untuk menyerahkan seperangkat gamelan yang digunakan untuk pesta itu. Dan Gamelan itupun di simpan di lokasi yang di beri nama Sambi Gong. Namun Mangun Wirana pun mengajukan syarat bahwa jika rakyatnya membutuhkan gamelan itu untuk pesta, maka Nyai Roro Kuning harus meminjamkannya. Kesepakatan disetujui kedua belah pihak. Hingga tahun 1920an ritual peminjaman gamelan di Area Sambi Gong pun masih dilakukan warga Logandeng yang memiliki hajatan. Kesaksian beberapa warga menyatakan bahwa setelah melakukan ritual, secara ghaib seperangkat gamelan sudah tertata rapi dilokasi warga yang memiliki hajat. Hingga pada suatu ketika salah satu warga yang meminjam seperangkat gamelan secara ghaib itu tidak mengembalikannya secara komplit dan utuh. Kejadian ini membuat marah Nyai Roro Kuning dan Nyi Mas Rumpeni hingga tak mau lagi meminjamkan gamelan kepada warga.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung